Uji validitas adalah statistik test untuk menguji kemampuan instrumen penelitian (seperti kuesioner) dalam mengukur sebuah variabel.
Pengujian instrumen tentunya tidak dilakukan pada populasi, melainkan responden di luar sasaran riset, dan cukup hanya 30 orang. Jumlah ini sehubungan dengan mulai tidak berubahnya nilai rtabel setelah angka 30.(Harrington, 2009).
Tujuan utama uji validitas untuk memastikan sebuah pertanyaan/pernyataan dapat mengukur variabel (Gay, 2012 p.120 ) dan responden yang dijadikan sampel dapat dipercaya. Bahkan Gay ( 2012, p.114 ) mengatakan uji validitas hanya jika kuesioner baru pertama kali disusun peneliti tanpa merujuk riset terdahulu. Tidak ada instrumen yang salah, hanya saja dikhawatirkan kurang tepat dalam mengukur sebuah variabel.
Rumus uji validitas Pearson (Soegiyono, 2009) :
Keterangan:
Sebuah pertanyaan dikatakan valid jika:
Tujuan utama uji validitas untuk memastikan sebuah pertanyaan/pernyataan dapat mengukur variabel (Gay, 2012 p.120 ) dan responden yang dijadikan sampel dapat dipercaya. Bahkan Gay ( 2012, p.114 ) mengatakan uji validitas hanya jika kuesioner baru pertama kali disusun peneliti tanpa merujuk riset terdahulu. Tidak ada instrumen yang salah, hanya saja dikhawatirkan kurang tepat dalam mengukur sebuah variabel.
Prasyarat pengujian validitas
- Uji validitas hanya digunakan untuk data non parametik ( skala nominal dan skala ordinal ).
- Umumnya dalam penelitian sosial menggunakan level of significance α 5%. Pada aplikasi SPSS ditandai dengan tulisan one-tail.
- Metode pengujian validitas
- Pilot test, jawaban kuesioner berasal dari sampel yang bukan populasi.
Akibat dari tabulasi input data yang berbeda dengan uji hipotesis, maka apapun input dan perubahan data pada uji validitas tidak akan merubah output uji hipotesis (Harrington, 2009)
- Uji validitas terpakai, tabulasi untuk uji validitas diambilkan dari jawaban populasi
Umumnya jawaban responden yang digunakan untuk uji validitas diambilkan dari 30 responden pertama.
- Pilot test, jawaban kuesioner berasal dari sampel yang bukan populasi.
Korelasi Product Moment Pearson
Tehnik korelasi product moment merupakan alat uji validitas yang paling sering digunakan.Rumus uji validitas Pearson (Soegiyono, 2009) :
Keterangan:
rxy | : | Nilai validitas |
n | : | Jumlah responden |
Xi | : | Jawaban sebuah pertanyaan |
Yi | : | Total jawaban responden |
Uji validitas dengan SPSS
- Terlebih dulu Unduh file contoh
- Ekstrak file tersebut
- Buka file uji validitas dan reliabilitas #01.sav (yang telah diunduh) dengan SPSS
- Klik menu Analyze -> Correlate -> Bivariate
- Misalkan, yang akan diuji validitasnya adalah variabel bebas X1. Masukan semua nama variabel dari X1.1 sampai dengan X1.r ke box Variables
Dalam uji validitas metode KS tidak ada opsi one tail. Hal ini tidak menjadi masalah, karena ouput analisis akan selalu sama baik untuk one tail maupun two tail, yang penting persyaratan p > 0.05 terpenuhi.
- Klik Ok
Output uji validitas
Nilai validitas setiap pertanyaan terdapat pada kolom akhir (dilingkari merah).Sebuah pertanyaan dikatakan valid jika:
- nilai rhitung > rtabel, atau
- nilai sig. p < 0,05 atau
- terdapat tanda asteris disebelah kanan atas nilai thitung
Membaca rtabel
Sumber : Sugiyono, 2009 p. 282- Tarik garis lurus dibawah nilai 5%
- Tarik garis lurus sejajar jumlah sampel (dalam contoh ini sejajar angka 7)
- Perpotongan kedua garis tersebut merupakan nilai rtabel
Perbedaan penafsiran df
Dalam teorema Pearson, besarnya df=n-k. Terdapat dua pendapat untuk menentukan nilai df sebagai akibat asumsi nilai k yang merupakan simbol variabel (Harrington, 2009) :- Aliran inferensial menilai instrumen penelitian bukan variabel, sehingga df=n
- Aliran stokastik menilai instrumen penelitian merupakan variabel, sehingga df=n-2
Implikasi perbedaan penafsiran df berakibat pada nilai cut off. Misalnya uji validitas dilakukan terhadap 30 responden, maka ada dua nilai df yang bisa diambil yaitu :
- df=n (30) --> rtabel = 0,361
- df=n-2 (30-2 = 28) --> rtabel = 0,374
Comments